Ubah Mindset Peternak Sapi

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read

Pelaihari,BARITO – Dosen Prodi Teknologi Pakan Ternak Politeknik Negeri Tanah Laut (Politala) Ir.Anton Kuswoyo, S.Si., M.T mencoba untuk memberikan perubahan mindset kepada peternak sapi di Desa Kunyit Kecamatan Bajuin Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Kamis, (11/11/21).

“Ketersediaan pakan adalah faktor utama keberhasilan beternak hewan ruminansia (kambing dan sapi). Bahkan boleh dikatakan 80 persen faktor keberhasilan ternak kambing dan sapi adalah ketersediaan pakan,”katanya saat memberi pelatihan tentang pembuatan pakan sapi.

Oleh sebab itu ujarnya, para peternak kambing dan sapi harus bisa berinovasi agar dapat memenuhi kebutuhan pakan ternaknya dengan baik. Selama ini para peternak umumnya mencari pakan dengan cara mengarit setiap hari. Tidak peduli panas maupun hujan, tiap hari harus melanglang buana ke berbagai tempat hanya untuk mencari rumput.
Anton juga mengajarkan tentang cara mengolah pakan ruminansia, sehingga bisa disimpan dalam waktu lama sebagai stok pakan. Jika cara ini diterapkan, maka peternak cukup membuat pakan sehari saja, namun dapat digunakan berminggu-minggu bahkan beberapa bulan.
Dijelaskannya, pakan dapat diolah menjadi tiga jenis yaitu hay, silase, dan fermentasi. Pada prinsipnya ketiganya adalah metode pengawetan pakan ternak yang cukup mudah dilakukan. Hay yaitu cara pengawetan pakan dengan cara pengeringan hingga kadar air di bawah 30 persen. Silase adalah pengawetan pakan dengan cara menyimpan pakan dalam ruang kedap udara dan kandungan airnya antara 30-60 persen. Sedangkan fermentasi ialah metode silase namun diberi tambahan probiotik.

“Semua jenis hijauan maupun non hijauan dapat diolah dengan ketiga metode tersebut, yang penting diperhatikan ialah bahwa sebaiknya peternak mau bercocok tanam hijauan agar tidak perlu repot mencari rumput liar yang keberadaannya kian sulit ditemui, paparnya.
Tanaman Hijauan Pakan Ternak (HPT) memiliki nutrisi yang jauh lebih baik dibandingkan rumput liar. Beberapa HPT yang dapat dibudidayakan diantaranya rumput gajahan, napier pakchong, red napier, odot, gama umami, gamal, indigofera, kaliandra, angsana, dan lainnya.
Selingi tanaman HPT dengan berbagai jenis tanaman buah seperti alpukat, jambu kristal, pisang, dan lain-lain agar sumber incomenya tidak hanya dari HPT. Sebagai peternak harus mengubah mindset bahwa beternak jangan hanya mengharapkan satu sumber income, tapi harus mau kreatif agar mendapat banyak sumber income dari beternak, ujarnya.

Baca Juga

Sementara Pj. Kepala Desa Kunyit Dedy Waluyo mengatakan, kegiatan pelatihan merupakan program desa menggunakan anggaran dana desa. Warga yang mayoritas peternak sapi tradisional ini dapat menerapkan ilmu pembuatan pakan sehingga dapat mewujudkan peternakan yang lebih modern dan intensif.

Pelatihan diikuti sebanyak 18 orang dari berbagai kelompok tani. Salah satu peserta, Subandi, mengaku puas dan mendapat pengetahuan baru tentang cara membuat pakan sapi.

“Alhamdulillah jadi tahu cara pengawetan pakan, tidak perlu cari rumput tiap hari untuk sapi-sapi. Semoga terus dibimbing,”tutupnya. (baz)

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar