Yogyakarta, BARITO – MESKI rata rata personil sudah berusia diatas 60 tahun, namun penampilan grup band cadas Whitesnake masih tetap ganas Vokal sang vokalis David Coverdale masih melengking dan mampu menghipnotis ribuan pecinta musik cadas yang datang dari berbagai usia dan daerah di Indonesia , di Stadion Kridosono, Minggu (1/3/2020) malam.
Sengatan bisa si ular putih mampu memanaskan penonton JogjaROCKarta International Rock Music Festival #4, yang beberapa jam sebelumnya diguyur hujan. Tampil dengan formasi David Covedale (vokal) Reb Beach (guitarist) Michael Devin (bass), Tommy Aldridge (drum), Joel Hoekstra (gitar), Michele Luppi (keyboard), Whitesnake membawakan 13 tembang tanpa jeda .
Diantaranya, Here I Go Again, Is This Love, Love Ain’t No Stranger dan tentu saja lagu wajib bagi pecinta musik cadas Still of the Night
Sayang sekali Whitesnake yang disebut sebut bakal membawakan beberapa tembang Deep Purple malam itu ternyata hingga akhir penampilannya tak kunjung dimainkan. Sekedar catatan Deep Purple pernah manggung di Istora Senayan Jakarta 1975 dengan formasi David Coverdale sebagai frontman .
Dan dua hits grup yang dimotori gitaris kugiran Ritchie Blackmore itu yakni Soldier of Fortune dan Burn dimasa David Coverdale sebagai vokalis .
Malam itu seakan tak mau kalah dengan sang frontman, dummer legendaris Tommy Aldridge melakukan solo drum menggunakan tangan tanpa stik drum, membuat penonton memberikan aplaus. JogjaRockarta 2020 ditutup dengan penampilan Scorpions, band rock dunia yang paling ditunggu penonton malam itu.
Enggan kalah dengan Whitesnake, sengatan band asal kota Hanover Jerman ini tak kalah ganas sengatan sang Kalajengking itu membuat penonton enggan beranjak hingga 15 lagu berakhir.
Klaus Mine sang vokalis yang usianya juga diatas 60 tahun masih enerjik .
Lengkingan khasnya yang prima menjawab keraguan karena ia baru saja selesai masa pemulihan setelah melakukan operasi ginjal belum lama ini.
Bahkan sesekali ia menyapa penonton. Selamat malam Yogyakarta dan Terima kasih Yogyakarta, diucapkan vokalis yang selalu mengenakan topi barreta itu ketika satu tembang usai dibawakannya.
Beberapa hits diantaranya Rock You Like A Hurricane, Wind of Change dan Still Loving You membuat penonton sing a long .
Klause Maine (vokal), Rudolf Schenker dan Matthias Jabs (gitar), Pawel Maciwoda (bass) dan Mikkey Dee (drum) menutup penampilannya dengan Big City Night
Sebelumnya hujan yang mengguyur sejak siang hari di area Stadion Kridosono Yogyakarta membuat perhelatan musik rock Internasional itu menjadi tak tepat sesuai jadwal. Akibatnya band beraliran death metal Death Vomith sebagai line up pertama batal karena kendala teknis. Kelompok Roket Penerbang menjadi line up kedua disusul band asal Bali, Navicula yang sukses menghangatkan suasana dengan lagu lagu mereka yang bertema sosial.
Usai Navicula, tampil band rock legendaris Godbless yang dimotori Achmad Albar sebagai vokalis . Meski hujan masih mengguyur grup band sukses membuat penonton sing a long pada setiap repertoar yang dimainkan. Termasuk Rumah Kita ciptaan Ian Antono dan Musisi ciptaan Donny Fattah.
Penampilan God Bless yang semua personilnya berusia diatas 60 tahun kecuali Fajar Satritama (drum) masih prima
Setelah jeda magrib, The Hu band berhasil membawa penonton kembali ke depan panggung.
Sembilan tembang sukses dibawakan band rock asal Mongolia itu
Di antaranya Black Thunder dan This is The Mongol.
Sebelum penampilan Whitesnake dan Scorpions, Power Slaves sukses membuat penonton bernyanyi bersama.
Tembang tembang lawas seperti Metal Kecil, 100 persen rock n roll termasuk Impian dan Jika kau Mengerti dibawakan dengan apik oleh band asal Kota Semarang itu.
Penulis : Mercurius