Banjarmasin, BARITO – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memprioritaskan para pegawai lanjut usia (lansia) dan guru besar untuk divaksin Covid-19, mengingat keterbatasan dosis vaksin yang diterima perguruan tinggi negeri terbesar di Kalimantan itu.
“Untuk tahap awal ini kami dapat vaksin 190 orang. Jadi diutamakan lansia dulu, sesuai program pemerintah, sisanya baru guru besar dan unsur pimpinan,” kataWakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan ULM Achmad Syamsu Hidayat di Banjarmasin, Selasa (9/3).
ULM juga mengalokasikan vaksin Covid-19 bagi anggota senat dan pimpinan struktural, baik di tingkat universitas maupun rektorat dan 11 fakultas yang ada.
Syamsu mengakui, ketersediaan vaksin memang jauh dari yang dibutuhkan ULM, jika melihat jumlah dosen dan tenaga kependidikan administratif.
ULM saat ini memiliki kurang lebih 1.200 dosen dan 800 tenaga kependidikan administratif, yang melayani sekitar 30 ribu mahasiswa.
“Namun, tentunya kami tetap bersyukur mendapatkan jatah vaksin dari pemerintah. Harapannya, semakin banyak yang divaksin maka ULM dapat menyongsong perkuliahan tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan ketat,” katanya.
Vaksinasi Covid-19 yang berlangsung di Lambung Mangkurat Medical Center (LMMC) itu diikuti secara bertahap. Pada Selasa (9/3) ada 60 orang. Kemudian Rabu (10/3) sebanyak 60 orang, dan Senin (15/3) 70 orang.
Rektor ULM Sutarto Hadi sebelumnya sudah menerima vaksin Covid-19, bersamaan pencanangan vaksinasi tahap dua di Mahligai Pancasila Banjarmasin, yang dihadiri Penjabat Gubernur Kalimantan Selatan Safrizal.
Sementara itu, Rabu (10/3) hari ini, ratusan wartawan menjalani vaksinasi Covid-19 gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Selatan Jalan Pangeran Hidayatullah, Banua Anyar, Banjarmasin. Vaksinasi untuk insan media ini dilaksanakan secara bergiliran per media dari pukul 10.30 Wita hingga 17.00 Wita.
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan pemerintah menargetkan program vaksinasi nasional akan selesai pada akhir 2021. Secara bertahap pemerintah menargetkan meningkatkan jumlah orang yang divaksinasi tiap harinya.
“Targetnya hingga akhir tahun ini, 182 juta masyarakat bisa divaksinasi,” ujar Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 di Jakarta, Selasa (9/3).
Menurutnya, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, vaksinasi Covid-19 ini menargetkan 182 juta masyarakat di luar usia 19 tahun ke bawah.
Menurut dia, vaksinasi merupakan hal yang sangat penting, terutama bagi masyarakat yang sehat untuk mencapai imunitas keseluruhan atau herd immunity.
“Sementara untuk masyarakat yang sakit diberikan treatment dengan baik. Dan, kita mendorong agar penanganannya secara nasional itu relatif punya standar lebih baik,” ujarnya.
Untuk mencapai herd immunity, Menko Airlangga mengatakan secara bertahap pemerintah akan meningkatkan jumlah orang yang divaksinasi. “Sekarang sekitar 160 ribu-an per hari, target berikutnya dinaikkan menjadi 500 ribu-an per hari, lalu satu juta per hari. Tentu vaksinasi ini juga harus seimbang antara kesiapan vaksinator dan ketersediaan vaksin,” kata Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN).
Pada tahun ini, imbuh dia, anggaran klaster kesehatan dalam pagu anggaran KPC PEN 2021 meningkat hampir 300 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Dengan kenaikan anggaran itu, artinya 3T (testing, tracing, treatment) dan vaksinasi dimasukkan dalam anggaran,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga menyampaikan anggaran KPCPEN pada 2021 sebesar Rp699,43 triliun atau naik 21 persen dari realisasi tahun lalu Rp 579 triliun. Anggaran KPCPEN itu terdiri dari anggaran kesehatan sebesar Rp 176,40 triliun, perlindungan sosial sebesar Rp 157,41 triliun.
Kemudian, dukungan UMKM dan korporasi Rp 184,83 triliun, program prioritas Rp 122,42 triliun, dan insentif usaha sebesar Rp 58,47 triliun. “Tahun ini kita menaikkan anggarannya mendekati Rp 700 triliun,” kata Airlangga.ant/rep
Editor: Dadang Yulistya