ULM Upayakan Solusi Penanganan Karhutla

PROSESI peringatan puncak Diesnatalis ke-61 ULM, Senin (23/9) di Banjarbaru yang dihadiri Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor sekaligus menyerahkan hibah Pemprov senilai Rp4,8 miliar kepada ULM.(foto salman/brt)

Banjarbaru, BARITO – Kebakaran lahan dan hutan di musim kemarau seperti sekarang, menjadi masalah nasional yang perlu penanganan bersama , tak terkecuali di Provinsi Kalimantan Selatan yang terdapat 13 kabupaten/kota ini.

Upaya pengendalian dan pemadaman api di sejumlah titik maksimal dilakukan petugas, kendati api tidak mudah dipadamkan, terutama yang berada di kawasan lahan gambut. Dampaknya lagi, kabut asap yang terjadi bahkan menganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat.

Menyikapi hal itu, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berupaya mencari solusi atas permasalahan karhutal di Kalimantan melalui kegiatan penelitian terkait lingkungan dan perubahan iklim.

“Kita akan melakukan penelitian di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat,” kata Rektor ULM, Prof Sutarto Hadi pada puncak peringatan Diesnatalis ke-61 ULM, Senin (23/9) di Banjarbaru yang dihadiri Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor sekaligus menyerahkan hibah Pemprov senilai Rp4,8 miliar kepada ULM.

Sutarto juga mengapresiasi terhadap kinerja para dosen di jajarannya yang dianggap luar biasa, terutama dalam bidang penelitian dan publikasi, pengabdian kepada masyarakat, serta inovasi dan paten yang mereka hasilkan.

Disebutkan Sutarto, dalam bidang penelitian, sebanyak 71 dosen ULM mendapatkan dana riset yang berasala dari Ditjen Risbang Kemenristik Dikti sebesar Rp4,9 miliar. Ditambah dana riset pihak ketiga mencapai Rp27 miliar  yang melibatkan 617 dosen. Dua penelitian juga telah dikeluarkan beberapa  fakultas untuk dosen mereka lebih dari Rp3 miliar.

“Saya berharap dana riset sebesar itu bias mendorong peningkatakn publikasi dan inovasi yang hasilnya bisa kita petik tahun 2020 nanti,” ujar Sutarto.

Dikatakan, ULM terus mendorong para dosen mengikuti ajang ilmiah internasional bagi dosen yang sedang mempersiapkan diri menjadi professor. Pengalaman mengikuti seminar akan mempermudah mereka membuat jaringan denagn akademisi luar negeri. Hal itu pada giilirannya akan membuka akses bagi upaya publikasi dan jurnal internasional bereputasi.

“Semakin banyak jurnal internasional yang diterbitkan, otomatis kualitas tenaga pendidik ULM tak perlu diragukan lagi,” ujarnya.

Tidak hanya itu lanjut Sutarto, ULM terus mendorong para dosen untuk mencapai jabatan akademik tertinggi sebagai profesor. Karena diyakini, semakin banyak guru besar akan samakin meningkat kinerja lembaga.

“Program satu prodi minimal satu guru besar terus kita gaungkan,” ucapnya.

Disebutkan Sutarto juga, ULM untuk pertama kali memberikan gelar dokter kehormatan  kepada Nico Roozen dari belanda selaku pendiri Solidaridad, sebuah lembaga swasta  internasional yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat. Lembaga ini telah membantu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani di lebih 40 negara selama 50 tahun terakhir.

Tidak hanya dosen, mahasiswa ULM juga mendapat apresiasi rektor, karena banyak diantara mereka berhasil menunjukan  performa luar biasa melalui ajang nasional maupun internasional, pameran di Filipina danThailan.

Diakhir sambutan, Sutarto menyebutkan posisi ULM masuk sebagai 100 Universitas terbaik di Indonesia, namun posisi ULM dinilai menurun. “Ini akan menjadi catatan kritis kita untuk berbenah ke depannya,” pungkasnya.

slm

Related posts

Pilih Ketum Baru dan Rumuskan Program Kerja di Musda XVI HIPMI Kalsel

FOKBI Kalsel Sosialisasi Senam ‘Ikan Nae di Pante’

Anggota DPRD Balangan Sri Huriyati Hadi Serukan Kesetaraan bagi Penyandang Disabilitas