*Harapkan Bantuan dan Perhatian Pemprov Kalsel
Banjarbaru, BARITO – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Teras Ecoprint turut berpartisipasi dalam Pameran Kerajinan UMKM di Lapangan Murjani Banjarbaru, Rabu (3/7). Hasil produknya berupa kerajinan tangan, seperti jilbab, goddie bag, gantungan kunci dari batok kelapa dan lainnya.
Menariknya, hasil kerajinan tangan itu dibuat oleh anak-anak penyandang disabilitas, yang sebagian alumni SLB-C Pembina milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan serta anak-anak dari Sekolah Inklusi di Kota Banjarbaru.
Anak-anak disabilitas yang menghasilkan produk kerajinan itu, dari penyandang autis dan tuna daksa. Keberadaan mereka ini dibina oleh UMKM Teras Ecoprint dibawah binaan Faizah Abdiah selaku Owner (pemilik, red) yang juga tenaga pengajar di SLB-C Pembina.
Kepada wartawan, Faizah menuturkan, dilibatkannya anak-anak autis dan tuna daksa ini hingga menghasilkan produk kerajinan tangan berawal dari curahan hati orangtua mereka bagaimana nanti setelah anak-anaknya ini lulus sekolah, baik di SLB-C maupun Sekolah Inklusi, selanjutnya bagaimana mereka melanjutkan kehidupannya.
“Dari awal curahan hati orangtua mereka itu, kita akhirnya melibatkan anak-anak ini, agar mereka bisa menghasilkan karya berupa kerajinan tangan, sehingga bisa menghasilkan uang,” terangnya.
Sementara terkait ecoprint ini, lanjut Faizah, kita tampilkan karena ini masih baru, ini juga sesuai dengan karakteristik anak disabilitas, seperti anak autis yang kita tuangkan dalam kerajinan tangan ecoprint.
“Hasil kerajinan tangan mereka ini ternyata punya nilai jual dan kita coba mengikuti kegiatan yang diadakan Dinas Koperasi Kota Banjarbaru,” ujar Faizah.
Terkait ecoprint, tukasnya, refrensinya memang jarang kita temui, tapi kalau kita telusuri melalui google, itu batik tapi tanpa menggunakan bahan kimia, jadi murni menggunakan bahan alami.
“Bahan ecoprint ini kita gunakan dari beberapa daun yang memiliki getah yang bisa menempel dan menghasilkan warna yang khas. Alhamdullilah ada daun yang menghasilkan warna, ada warna merah, hijau dan ungu,” bebernya.
Disebutkan Faizah, kerajinan dari ecoprint ini antara lain jilbab dan goodie bag, untuk sementara kita cobakan dulu di dua kerajinan ini karena kendala yang kita hadapi terkait moodnya anak-anak disabilitas sebagai pengrajinnya langsung.
Disinggung apakah ada bantuan pemasaran dari Pemerintah Provinsi. Ditegaskan Faizah, sementara kita belum menerima bantuan jadi murni melakukan secara mandiri, tapi kita juga bekerjasama dengan SLB-C Pembina untuk kerajinan lainnya, seperti gantungan kunci dari batok kelapa dan lainnya.
“Jadi yang kita biasakan dengan anak-anak ini dari hal yang mudah sampai ke yang sulit,” ujarnya.
Dalam pembagian tugas anak-anak itu, lanjutnya, ada beberapa anak yang tugasnya mengamplas, kemudian ada yang sudah ahli mengoperasikan mesin gergaji.
“UMKMnya Teras Ecoprint, sebagian anak-anak ini alumni dari SLB-C Pembina, Sekolah Inklusi dan ada dari SMK 4 Banjarbaru. Jadi mereka kita ajak membuat kerajinan tangan ini,” tuturnya.
Alasan ikut pameran ini, dikatakannya ini ajang pertama kali ikut memamerkan hasil karya anak-anak untuk lingkup Kota Banjarbaru, karena Kota Banjarbaru juga mencanangkan sebagai kota ramah untuk anak-anak disabilitas dan juga sebagai kota pendidikan inklusi dan kita menyampaikan pesan bahwa anak-anak disabilitas juga bisa menghasilkan karya meski dalam bentuk sederhana.
Kepada Pemerintah Provinsi Kalsel, Faizah berharap ada bantuan dan perhatian, karena ecoprint yang kita lakukan ini masih bersifat dasar, sementara di luar ecoprintnya sudah canggih mulai dari pewarnaan dan lainnya.
“Semoga ada pelatihan ecoprint untuk anak-anak disabilitas dan juga pemasarannya, agar bisa digunakan untuk lingkungan Pemerintah Provinsi dulu sebagai satu produk unggulan,” pungkasnya.sop