Uniska Kembali Wisuda 562 Sarjana

Banjarmasin, BARITO – Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Albanjary kembali mewisuda 562 sarjana dalam Sidng Terbuka Senat dan Wisuda XL tahun 2019 di Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Selasa (23/7).

Revolusi industri 4.0 atau era digital jadi tema dalam kelulusan ratusan mahasiswa kampus yang berpusat di Jalan Adhyaksa, Kayutangi ini.

Dalam orasinya, Rektur Uniska MAB Abdul Malik PhD mengatakan perlu persiapan mindset dan orientasi konkret serta persamaan persepsi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

“Era revolusi industri 4.0 mengutamakan pola digital, artificial intelegency, robotic dan sebagainya. Sebab itu kita harus siap menghadapinya,” ucap Abdul Malik.

Ia menekankan ada tiga kemampuan yang harus dimiliki agar bisa bersaing di dunia kerja, yakni literasi data yang kini semua berbasis online, sehingga butuh kemampuan mencerna dan menganalisis.

Menurut Malik, kemampuan lainya adalah literasi teknologi agar mampu bersaing dengan lulusan lain. Terakhir literasi humanity berupa konektivitas dengan kolega dan teman sesama pengetahuan, bertukar pikiran dalam perkembangan dunia di masing program studi.

“Era revolusi industri 4.0 begitu besar peluang dan tantangannya. Peran kerja manusia setahap demi setahap telah diambilalih mesin otomatis, sehingga berdampak pada jumlah pengangguran. Ini harus disiasati agar tak hanya jadi penonton, tapi harus menjadi subjek,” tegas Malik.

Senada itu, Wakil Rektor I Uniska MAB Dr H Jarkawi mengungkapkan mau tak mau dan suka tak suka, perubahan pola pengajaran dan sistem belajar di dunia pendidikan juga terimbas dari revolusi industri 4.0.

“Jadi, ada dua kemungkinan yang terjadi, apakah menjadi musibah atau berkah. Menjadi berkah, ketika revolusi industri mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses produksi yang modern, di samping memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada konsumen,” tuturnya.

Sebaliknya, beber Jarkawi, menjadi musibah bila kurang responsif terhadap kebutuhan konsumen, mengakibatkan munculnya ancaman bagi lingkungan kerja. Itu ketika manusia gagal beradaptasi sehingga menjadi penghambat. “Inlah mengapa institusi pendidikan harussiap menyongsong era revolusi industri 4.0,” imbuhnya.

Afdi