Banjarmasin, BARITO – Capaian vaksinasi 70 peren yang dijadikan sanksi tidak boleh ikut pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah disoroti anggota DPRD Kota Banjarmasin.
Dewan menilai, dalam ini diucapkan oleh
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Mathari, bahwa itu bisa menghambat proses pendidikan.
“Sanksi seperti itu tidak bijak diberikan. Sekolah yang tidak sampai 70 persen vaksinnya tidak boleh PTM,” katanya.
Ia melanjutkan, sebab pendidikan merupakan hak semua anak bangsa. Tidak adil jika hanya karena capaian vaksinasi rendah, mereka tidak bisa mengikuti PTM.
Meskipun demikian, sisi lain aturan tersebut ikut membantu pemerintah untuk mendongkrak capaian vaksinasi, sebab itu dilakukan untuk kemaslahatan orang banyak.
Menurutnya ada langkah yang bisa dilakukan Disdik Kota Banjarmasin, yakni dengan turun ke sekolah-sekolah terutama yang capaian vaksinasi rendah. Berikan edukasi baik terhadap guru maupun orangtua murid tentang vaksinasi.
Sebab ia yakin, banyak sekolah, apalagi yang letaknya di pinggiran, belum mengerti tujuan vaksinasi yang digaungkan pemerintah. “Kalau ini mau jadi persyaratan, Disdik yang harus aktif turun ke sekolah-sekolah, jangan langsung kenakan sanksi tidak bisa PTM,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Nuryadi kebijakan itu diambil lantaran pihaknya juga mendapat tekanan dari pusat. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi 23 Maret 2022 lalu ada salah satu poinnya yang berbunyi percepatan vaksin.
“Ini juga tuntutan dari pusat, artinya kami berusaha membantu, kami meminta kepada sekolah-sekolah yang mensosialisasikan kepada masyarakat,” ucapnya.
Sekolah yang bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka minimal 70 persen, sementara sampai hari ini baru sekitar 35 persen. Tentu tidak mudah untuk mewujudkan itu, tanpa adanya kerjasama baik masyarakat dan guru.
“Bahasa dalam surat edaran sudah halus, meminta kepada para orang tua untuk mengizinkan putra putrinya di vaksinasi,” katanya.
Meski banyak sekolah yang capaian vaksinasinya rendah proses belajarnya terhambat. Masih ada proses pembelajaran secara daring yang bisa dilakukan. Vaksinasi ini tidak hanya untuk kepentingan si anak tapi juga lingkungan sekolah.
“Alternatif lain, sebelum mengikuti pembelajaran tatap muka, peserta didik tes antigen, sehingga sekolah maupun si anak juga aman,” tutupnya.
Penulis : Hamdani