Banjarmasin, BARITO – Beredar viral di sosmed foto Denny Indrayana dan Plt Ketua PWNU Kalsel Nasrullah saat meminta doa ke salah satu guru khrismatik di Banjarmasin Selatan.
Berbagai komentar pun bermunculan, mengaitkan kedekatan Nasrullah-Denny dengan keluarnya peryataan sikap PWNU Kalsel yang ditandatangani Nasrullah, yang menyebut tadarus yang diinisiasi para habaib Martapura sebagai mempolitisasi Al-Qur’an.
Pernyataan sikap PWNU Kalsel yang dibuat Nasrullah itulah yang kemudian dijadikan alasan oleh Denny Indrayana untuk tak menghadiri undangan tadarus yang secara khusus mengundang Paman Birin dan Denny untuk mendinginkan suasana Banua di malam 21 ramadhan.
Pernyataan sikap PWNU Kalsel yang ditandatangani Nasrullah disesalkan H Muhammad Hasan, Ketua DPD Pemuda Islam Kalsel.
“Tudingan Plt PWNU Kalsel bahwa tadarus itu memperlombakan Al Qur’an tak mendasar. Jika melihat jalannya tadarus di Masjid Agung Al Karomah, tidak ada itu politisasi karena pesertanya anak-anak hingga orang tuha. Kawan-kawan apalagi Plt, jangan seenaknya ngomong tanpa data akurat,” kata H Muhammad Hasan, Ketua DPD Pemuda Islam Kalsel, di Banjarmasin, Rabu (5/5/2021).
Oleh sebab itu, lanjut Hasan, PWNU justru seharusnya mendukung tadarus yang digelar para habaib di Martapura. Tidak seperti Nasrullah yang ternyata kader PPP dan merupakan salah satu parpol pengusung Denny selain Gerindra dan Demokrat.
“Kalau NU tidak mendukung justru salah. Pernyataan sikap Plt justru menunjukkan besar kemungkinan dia salah satu tim Denny,” tegas Hasan
Hasan yang mantan pengurus Pemuda Anshor Kecamatan Banjarmasin selatang periode 1985 itu mengatakan bahwa kepemimpinan PWNU adalah kolektif sehingga semua pengurus harus diundang untuk bersepakat dalam membuat pernyataan sikap.
“Nasrullah itu kan cuma Plt Ketua PWNU Kalsel. Seyogyanya yang namanya Plt itu tidak membuat statement apalagi pernyataan sikap . Jangan lupa NU itu kolektif, sehingga sudah barang tentu semua kepengurusan harus diundang untuk membuat pernyataan sikap seperti itu,” tambahnya.
Hasan yang juga mantan Ketua Umum KNPI Kalsel meminta agar tidak ada lagi pernyataan-pernyataan dari Denny Indrayana dan timnya yang meresahkan masyarakat.
“Kita harap hentikan memprovokasi warga. Jangan warga diadu domba. Jangan buat statement-statement yang mengganggu masyarakat Banua. Kami muak dengan gaya berpolitik seperti itu,” sindirnya.
Hasan pun mengingatkan agar kerusuhan 23 Mei 1997 di Banjarmasin yang tersulut akibat provokasi dan adu domba tidak terulang.
“Saat itu ada pihak yang rekayasa, ada pihak yang provokasi sehingga terjadi kerusuhan. Jadi kalau saat ini ada yang mencoba merekayasa atau mengadu domba, kami masyarakat siap melawan mereka. Jangan ganggu singa guring (tidur),” pungkas Hasan.
Editor : Mercurius