’’Warga Kalsel Jangan Panik’’

by baritopost.co.id
0 comments 3 minutes read

Borong Masker, Kesalahan Menyikapi Virus Corona

Banjarmasin, BARITO – Meskipun harus berhati-hati, warga Kalimantan Selatan diminta tidak panik atau menyikapi berlebihan kasus temuan dua orang warga Indonesia di Depok, Jawa Barat, yang terinfeksi virus Corona atau Covid-19.

“Tolong jangan dibesar-besarkan musibah virus Corona ini,” kataKetua DPRD Kalimantan Selatan Supian HK kepada wartawan di ruang kerjanya di Banjarmasin, Selasa (3/3).

Menurut Supian, yang namanya virus tidak hanya Corona. Ada pula virus lain yang sudah lama beredar, seperti demam berdarah, flu burung, flu hongkong, flu babi dan lainnya.

“Penyakit itu pasti ada obatnya, sehingga tidak perlu dibesar-besarkan agar tidak menimbulkan kepanikan masyarakat,” ujar politisi Golkar ini.


Ia pun mengingatkan musibah ini merupakan ujian dari Allah SWT sehingga perlu dicarikan solusinya, agar tidak menimbulkan kepanikan masyarakat yang khawatir tertular virus tersebut.

Supian membandingkan korban virus Corona dengan korban narkoba, kecelakaan lalu lintas, banjir bandang maupun bencana tsunami,  yang jauh lebih besar lagi. Namun tidak menimbulkan kepanikan.

“Ratusan orang per hari jadi korban narkoba, namun tidak menyebabkan kepanikan,” ujar pengusaha sukses ini.

Karena itu, wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel V, yang meliputi Kabupaten Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong ini mengimbau semua pihak untuk berprasangka baik kepada penyakit ini dan melakukan langkah-langkah pencegahan. Antara lain seperti mencuci tangan dan menggunakan masker.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riadi mengatakan, sebenarnya ada atau tidak kasus virus Corona kewaspadaan tentang kesehatan harus dilakukan sejak dini. ‘’Dengan cara menjaga kesehatan, penyakit apapun, termasuk Covid-19, bisa dicegah,’’ katanya di Banjarmasin, Selasa (3/3).

 

Machli juga mengimbau warga agar tidak panik dan berperilaku berlebihan menyikapi kasus virus Corona ini.  ’’Baiknyakita tenang dan tetap mengedukasi masyarakat, minimal lingkungan keluarganya sendiri, agar berperilaku hidup sehat,’’ ujarnya.

 

Antara lain, imbuh dia, agar masyarakatmembiasakan mencuci tangan sehingga tidak mudah tertular virus. ‘’Sebelum cuci tangan, jangan sampai tangan menyapu kebagian tubuh lainnya, apalagi muka.Corona menular bisa dari benda yang bekas tersentuh penderitanya,’’  terangnya.

 

Menurut Machli, penyakit  akibat virus Corona menyerang bagian saluran pernafasan, yang cirinya mirip dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

“Apabila penderita merasa ada gejala seperi ISPA harap segera periksa ke puskesmas, dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Agar mudah diberikan penanganan khusus,” ujarnya.

Tentang ramainya masyarakat memborong masker sehingga langka di pasaran, Machli mengatakan,  masyarakat sepertinya salah menyikapi kasus virus Corona itu.

‘’Bahkan, yang seharusnya tidak menggunakan masker, sekarang malah memakainya,’’ ujarnya.

Akibatnya, imbuh dia, keberadaan stok masker, termasuk di Banjarmasin, sekarang dalam keadaan timpang. Tidak sebandingnya jumlah persediaan dengan tingginya permintaan membuat harga masker melonjak tinggi di pasaran, bahkan menjadi langka.

Menurutnya, penggunaan alat penyaring udara tersebut seharusnya hanya ketika ada orang yang terinfeksi atau sedang melakukan komunikasi langsung dengan penderita penyakit menular, termasuk virus Corona.

“Kalau seperti itu baru kita harus memakai masker. Tapi jika kita berada di lingkungan yang bersih dan sehat, maka penggunaan masker tidak perlu,” tandasnya.

Ia menyebut, Dinkes Kota Banjarmasin memiliki stok masker yang cukup. Meski demikian, pihaknya tidak gegabah membagikannya kepada masyarakat.

‘’Tergantung dari urgensi penggunaan masker itu sendiri, seperti contoh pada kasus kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan tahun lalu,” katanya.

Sebelumnya, salah satu suplayer peralatan medis di Banjarmasin, Firdaus, mengaku adanya kekosongan stok masker di kota ini, yang terjadi sejak dua bulan lalu.

“Mulai awal tahun kemarin sudah kosong masker di sini,” ujarnya.

Menurutnya, kalapun ada yang menjual masker, harganya  melambung tinggi. “Di toko online saja sekarang sampai Rp450 ribu per kotak. Harganya sudah diluar akal.  Padahal, dalam kondisi sekarang masyarakat sangat membutuhkannya,”  ujarnya.

Firdaus berharap  pemerintah segera turun tangan mengatasi kelangkaan masker tersebut.

Kelangkaan masker juga terjadi di Kabupaten Tanah Laut. Sejumlah toko alat kesehatan di Pelaihari mengaku kehabisan stok masker.

Fadli, kerabat pemilik toko obat di Pasar Tapandang Berseri Pelaihari, mengatakan, saat ini harga sekotak masker isi 50 buah mencapai Rp 250.000. ‘’Itupun kalau ada barangnya,” ujarnya.

Menurut Fadli, kekosongan masker ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir, bersamaan ramainya kasus virus Corona.  ‘’Padahal, harga standar sebelum kasus virus Corona hanya Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per kotak,’’ ujarnya.

Basuki, Hamdani, Sopian

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar