Banjarmasin, BARITO – Rumah tua di Teluk Kelayan, Banjarmasin Selatan tidak lama lagi akan dijadikan museum sejarah. Pemilik rumah juga sudah menjualnya kepada Pemko Banjarmasin beberapa tahun lalu.
Pantauan di lokasi, rumah tua yang dikenal warga sekitar memiliki koleksi ratusan senjata seperi mandau, parang, tombak, belati, benda lainnya peninggalan perang jaman penjajahan Belanda itu, kini sudah rata dengan tanah.
Artinya pembangunan museum milik Kota Banjarmasin ini sudah dijalankan.
Lantas apa komentar warga sekitar bahwa di kampungnya akan didirikan sebuah museum.
Anang Juni Ketua RW 1, Kelurahan Kelayan Barat menyambut baik rencana pembangunan museum itu. Ia menilai, adanya bangunan itu maka akan mengundang banyak orang, tentu itu akan mempengaruhi ekonomi warga sekitar.
“Kami sangat mendukung, dengan ini jga nanti akan menambah penghasilan warga termasuk saya yang rumah saya berada di dekat museum,” katanya saat ditemui sambil menunjukan loakasi proyek, Minggu (31/7).
Sementara itu, Syarifuddin, pemilik rumah bersejarah itu, juga mengambil positif bahwa museum untuk keperluan orang banyak, oleh sebab itu pihaknya menyerahkan kepada pemerintah.
“Selagi ini untuk kepentingan orang banyak dan sejarah, ini kami dukung. Rumah dan tanah ini sudah kami jual beberapa tahun lalu,” tuturnya.
Syarifuddin juga menyatakan bahwa yang mengelola museum nantinya adalah dirinya dan keluarga.
“Nanti museum ini kita juga yang mengelola bersama keluarga lainnya,” tuturnya.
Terpisah Kepala Disbudporapar Banjarmasin, Iwan Fitriady, menyampaikan, Bahwa lokasi pembangunan sudah bersih. Sebelumnya, di lahan itu ada bangunan.
“Target kami, 120 hari kalender alias hingga bulan November atau Desember mendatang, museum selesai dibangun,” tambahnya.
Iwan menjelaskan bahwa anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan museum itu sekitar lebih dari Rp3 miliar. Detail engineering design (DID) sendiri, sudah ada sejak tahun 2019 lalu.
Adapun bentuk bangunannya, mengadopsi bangunan awal yang berdiri di atas tanah yang dibeli oleh pemko untuk pembangunan museum itu. Yakni, sebuah rumah Banjar.
Nantinya, museum itu akan menampilkan banyak benda-benda bernilai sejarah. Sebagian di antaranya, yang dimiliki oleh pemilik asal lahan bangunan alias ahli waris.
“Beliau banyak memyimpan benda bernilai sejarah. Ada keris dan lain sebagainya. Yang kami tahu, jumlahnya ratusan,” jelasnya.
“Benda-benda itu nantinya yang akan jadi bagian koleksi museum,” tambahnya.
Ditanya apakah museum nantinya juga menerima koleksi-koleksi yang dihibahkan oleh orang lain? Iwan mengatakan, pihaknya akan menggelar rapat bersama SKPD terkait hal itu.
“Benda-benda apa saja yang akan dimasukan ke dalam museum, akan kami rapatkan kembali,” janjinya.
Dilanjutkan Iwan, dari sebanyak 20 program prioritas, pembangunan museum juga termasuk di dalamnya.
Lantas, bagaimana dengan pengelolaan museum nantinya? Mengingat dari informasi yang dihimpun, ahli waris meminta untuk dilibatkan.
Khususnya, dalam hal pemeliharaan benda-benda berniliai sejarah yang bakal diserahkan pihak ahli waris ke museum.
Disinggung terkait hal itu, Iwan menyatakan bahwa pihaknya tentu akan melibatkan ahli waris apabila pembangunan museum rampung.
“Insyaallah, beliau (ahli waris) sendiri yang akan menjadi juru pelihara museum beserta benda-benda di dalamnya,” ucapnya.
Penulis : Hamdani