Warga Transmigrasi Adalah Pejuang Membangun Daerah Kalsel

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read

Marabahan, BARITO – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Halal Bihalal, Sabtu (5/6/2021) siang.
Bertempat di di sekretariat Bumdes Desa Karang Indah Kecamatan Mandastana
Barito Kuala (Batola) silaturahmi itu diisi dengan diskusi dan tanyak jawab hingga berbagi pengalaman.

Dengan memperhatikan Protokol Kesehatan (Prokes) sekitar 40 orang datang wajib mengenakan masker. Termasuk jaga jarak dan tanpa kerumunan.

Tentu saja kedatangan pata tokoh seperti mantan DPRD Kalsel H Surinto selaku Ketua DPD Patri Kalsel dan Sekretaris Patri Guntariadi menjadi harapan baru warga bagi setempat.
Didampingi penasehat DPD Patri terkait Abdul Sani serta Mimiek Hendayati diawali dengan mencuci tangan pakai sabun.

Disambut tuan rumah Sunardi juga didampingi oleh Pardi Pembakal Terantang dan Pembakal Karsng Indah yang baru Agus. Ketua DPC Patri Kabupaten Batola Basuki banyak mendapat ilmu pertanian.

Pakar DPD Patri Kalsel Abdul Sani melaporkan, sejak wabah Covid-19 tahun lalu banyak program dan acara ditunda. Sementara Patri ini dikenal dulu dari Barota, bahkan dulunya ada Kampulng Inggris.

Ketua DPD Patri Kalsel Surinto mengatakan,
Warga transmigrasi adalah pejuang, karena harus dicontoh nilai kerja keras, sebab kalau gagal pasti orangnya pulang kampung. “Generasi muda sekarang males jadi petani, namun kini mesti menjadi agroprenur, “harapnya.

Sebab kalau menjadi petani itu harus kreatif tanpa meninggalkan tanaman padi, dengan menanam tanaman toga dan porang atau vanili. Sementara Batola sudah dikenal kebun jeruk harus dipertahankan.

Warga trans harus diberi pengetahuan pertanian yang tepat, agar maju seperti di Vietnam.
“Di Vietnam harga beras terbaik harganya Rp5Ribu/liter, sementara Indonesia hanya dapat beras jelek, “bebernya.

Karena itu trans harus mencintai pertanian yang sukses agar menjadi turunan anak cucu berhasil mengelola, namun tanah masing-masing warga mestinya bertambah luas. Terkait menjual hasil pertanian Surinto onhatkan agar jangan mau dibeli tengkulak.

“Tengkulak itu membuat harga hasil pertanian mahal, sementara murah beli dari petani. Sebaiknya petani punya Lapak sendiri sehingga harga tidak jatuh dan di pasar stabil “ujar Surinto.

Sekretaris DPD Patri Kalsel Guntariadi menambahkan, lebih memberikan pengalamannya. Bahwa agar sistem tumpang Sari terus ditingkatkan sesuai kondisi alam setempat.

Diskusi penutup halal bihalal itu, warga banyak mempertanyakan sertifikat tanah mereka. Namun dijawab kasusnya bermacam-macam ada yang sudah selesai tapi tidak sampai, tapi ada juga tak diurus karena dijual gadai dan sebagainya.

Penulis : Arsuma

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment