Wasit dan Juri Cabang Gulat Masih Minim

by admin
0 comments 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Kalsel tidak kawatir masalah regenerasi atlet. Namun yang sedang dihadapai saat ini, minimnya wasit dan juri gulat di kabupaten dan kota.

“Jujur saja, sekarang ini krisis wasit dan juri untuk pertandingan cabang gulat. Hal itu lantaran, minimnya wasit dan juri yang ada dimasing-masing kabupaten dan kota,” ungkap Ketua Umum (Ketum) Pengprov PGSI Kalsel, H Zakly Asswan kepada Barito Post, Rabu (13/2) di Banjarmasin.

Untuk itu, lanjutnya, bagi atlet yang sudah senior dan tidak memungkinkan lagi berprestasi di ajang nasional dan internasional diarahkan menjadi wasit dan juri. “Mereka nantinya yang akan melengkapi kekurangan, sekaligus melakukan pengembangan wasit dan juri di daerah,” katanya.

Kalau perlu, sambungnya, menjadi pelatih yang kelak sebagai ujung tombak pembinaan di daerah. “Penyebaran pelatih yang mimiliki berpengalaman tanding, tentu akan sangat membantu dalam penerapan dan pengembangan kepelatihan yang dimiliki,” sebut Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kalsel ini.

Kalau masalah regenarasi atlet, menurutnya, tidak ada kendala yang berarti karena pembinaan berjalan sesuai program. “Artinya, ada jenjang pembinaan. Mulai dari senior hingga junior. Kelompok junior pun terdiri beberapa lapis berdasarkan kelompok umur, merekah ini lah yang bakal meneruskan regenerasi seniornya,” bebernya.

Mengenai atlet yang pernah berprestasi di level nasional maupun internasional lalu mengundurkan diri, ditambahkannya, merupakan hal yang wajar. “Setiap atlet ada masanya. Ada grafik tertinggi yang pernah dicapainya dan tidak mampu bertahan terhadap ketatnya persaingan. Apalagi, sedang mengalami cedera. Saya saja mundur sebagai atlet gulat pada usia 25 tahun dimana masih sangat potensial dalam meraih prestasi dan digantikan generasi berikutnya,” ucapnya.

Perhatian dan kepedulian pemerintah sendiri, sangat luar biasa bagi atlet yang berprestasi. “Mereka disiapkan bonus yang cukup besar.  Bahkan ada yang diangkat jadi pegawai negeri sipil, ditempatkan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tinggal atlenya, bisa tidak memanfaatkan kesempatan menjadi atlet berprestasi dan menggunakan peluang yang ada,” tegasnya. tol 

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar