Misalnya dimasukan dalam program di Dinas Pariwisata Budaya dan Olahraga. Kemudian tak hanya pegelaran, pengenalan ke sekolah tentang wayang juga bagus dijalankan.
Bisa melalui workshop atau seminar dan bisa juga dimasukan dalam mata pelajaran muatan lokal.
“Kami pemerintah siap memfasilitasi, karena wayang ini harus dilestarikan dan harua ada inovasi lain agar wayang bisa dikenalkan kepada generasi milenial,” ujarnya di ruangan kerjanya, Jumat (4/11).
Ikhsan juga menyatakan, sebenarnya banyak kesenian budaya daerah lagi selain wayang yang harus dilestarikan. Yakni kesenian ‘Mamanda’ kesenian teater yang menurutnya simpel dan bisa dikembangkan menyesuaikan zaman.
“Kesenian Mamanda atau teater asli banjar juga perlu dilestarikan,” tutupnya.
Berbagai penelusuran, diambil dari sampel usia dibawah 32 tahun ternyata tidak pernah menyaksikan pertunjukan wayang secara langsung.
Baca Juga: Asah Potensi Mahasiswa, Mahasiswa FH Uniska Gelar Lomba Debat Hukum
Arum warga Kota Banjarmasin ini salah satunya, ia mengaku tidak pernah melihat pertunjukan wayang. Wayang diketahuinya hanya sepintas dari tayangan televisi, itu juga tidak mengerti cerita apa yang ditunjukan.
Kemudian Hendri dan Iksan pemuda berusia 27 tahun ini juga mengaku sama sekali tidak pernah menyaksikan kesenian khas tersebut dan bahkan tidak pernah dikenalkan saat di sekolah.
Namun rata-rata usia 35 ke atas sudah pernah menyaksikan pertunjukan wayang secara langsung.
Penulis : Hamdani