Banjarmasin, BARITO – Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini sudah merdeka 74 tahun. Ironisnya masih ada daerah yang belum merdeka dari listrik. Yakni di wilayah Kabupaten Barito Kuala masih ada yang belum terjamah aliran listrik dari PLN.
Kondisi tersebut terungkap saat anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan dari Fraksi Partai Golkar DR H Karlie Hanafi Kalianda, SH, MH melakukan reses di daerah pemilihannya di Kabupaten Batola, yakni di Desa Pantang Raya, Kecamatan Tabukan, Rabu (19/2/2020).
Saat Karlie bertatap muka dengan warga desa yang memenuhi aula pertemuan desa setempat, Kepala Desa
Pantang Raya Mirhan, SAP mengungkapkan masih ada wilayah di desanya sama sekali belum tersentuh aliran listrik, yaitu di RT 6. Sehingga warga di RT 6 ini hingga saat ini masih mengandalkan penerangan seadanya bukan aliran listrik dari PLN.
“Penerangan jalan di wilayah kami juga masih sangat kurang atau terbatas,” ungkapnya.
Kades Mirhan juga menuturkan kondisi wilayahnya yang penduduknya mengandalkan mata pencarian utama sebagai petani. Namun areal pertanian di wilayahnya saat ini cukup terganggu akibat perkebunan kelapa sawit hingga berdampak membuat air berubah kecoklatan dan rasanya masam.
“Air dari perkebunan sawit tersebut bila airnya pasang akan masuk ke persawahan yang bisa mengakibatkan padi mati, demikian pula ikan juga tidak bisa hidup dan berkembang biak,” ungkapnya.
Kepada wakil rakyat di DPRD Kalsel, Kades Mirhan minta untuk bisa membawa permasalahan ini dicarikan jalan keluarnya.
“Pihak perkebunan sawit sudah kami surati, tapi sampai saat ini tidak ada tanggapan,” ujarnya.
Warga lainnya menambahkan, saat ini para petani di Desa Pantang Raya mulai mencoba menanam padi bibit unggul, namun terkendala suplai pupuk yang tidak menentu.
“Januari seharusnya sudah disuplai pupuk bersubsidi ke petani, namun sampai saat ini tidak ada kejelasan,” ujarnya.
Selain bibit unggul, petani setempat juga menanam padi lokal seperti siap, unus maupun karang dukuh.
“Hasil pertanian padi ini cukup untuk keperluan sendiri dan sisanya sekiatr 30 persen dijual dan hasilnya bisa untuk keperluan lain,” tambah kades.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Karlie Hanafi berjanji memperjuangkan apa saja yang disampaikan warga sebagai aspirasi dalam reses tersebut, termasuk masalah infrastruktur jalan dan jembatan yang sebagian besar kondisinya rusak parah.
Karlie sebelumnya juga menggelar reses di Desa Tabukan Raya Kecamatan Tabukan dihadiri warga, perangkat desa serta Kades Yuliana, SE. Di Desa Tabukan Raya permasalahan yang dialami warga setempat hampir serupa termasuk masalah bibit padi unggul yang terlambat hingga keburu masuk musim hujan sehingga sawah tidak bisa ditanami.
Karena itu Karlie mengimbau masyarakat Desa Tabukan Raya maupun Desa Pantang Raya untuk mengembangkan usaha lain selain pertanian, seperti home industri, perikanan, peternakan dan lain-lain.
Rilis Reses Penulis : Sopian