Workshop Tari Badewa Dari Trance (Kerasukan) Hingga Bentuk Dukungan Leluhur

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read

Batola, BARITO – Puluhan penari yang di dominasi perempuan menampilkan Tarian Badewa di panggung Arya Bujangga Stage, Jalan Arya Bujangga Desa, RT 08, No 44, Kelurahan Berangas Timur, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Jum’at (22/10/2021).

Tari Badewa yang awalnya merupakan sebuah ritual pengobatan Badewa kini bertransformasi menjadi sebuah tari, ritual Badewa sendiri sudah langka, karena pardewa H Idrus (orang yang mampu menyelenggarakan badewa) sudah tiada dan belum ada regenerasi atau penerus (turunannya) belum terpilih.

“Kami mengangkat Tari Badewa ini setidaknya mengenalkan bahwa Kabupaten Barito Kuala punya tradisi upacara adat Badewa dan kami angkat kedalam bentuk tari,” ucap Rusmini, penata tari Sanggar Seni Sinar Pusaka.

Dijelaskannya, gerakan tari itu bukan ciptaan siapapun, namun diambil dari dokumentasi yang ada, saat adat badewa dilaksanakan, bahkan kalau ada gerakan yang salah, maka akan ada seseorang dari garis keturunan leluhur yang sacral atau trance (kerasukan).

“Dia menari membetulkan gerakan tari yang salah tadi, biasanya yang mengalami kerasukan yakni garis keturunan, seperti yang kita saksikan tadi,” paparnya.

Keluarga atapun garis keturunan menganggap trance (kerasukan) tadi sebagai bentuk dukungan dari leluhur, lanjutnya. Setiap gerakan tentu memiliki makna dan arti tersendiri.

“Tari Badewa ini kedepannya akan kami pakemkan, kebetulan badewa ini sudah masuk warisan budaya tak benda, begitu juga dengan tari atau geraknya, kami ingin mematenkannya agar Kabupaten Batola punya khas tari dayak bakumpai,” imbuhnya.

Sementara itu, Akademisi Pendidikan Sosiologi FKIP ULM, Nasrullah mengatakan, penyelenggara seminar Badewa yakni Sanggar Seni Sinar Pusaka memiliki otoritas kultural dan genealogis, secara kultural mereka hidup dalam tradisi badewa dan kemudian menjadikannya tarian kontemporer dengan adanya institusi sanggar yakni Sinar Pusaka.

“Secara genealogis, mereka adalah keturunan langsung dari almarhum H. Idrus sebagai pelaku pardewa (orang yang mampu menyelenggarakan badewa),” paparnya.

Perkembangan ini menarik, lanjut Nasrullah. Sebab tarian badewa sebagai seni pertunjukkan dengan konsekwensi tidak semua ritual badewa ditampilkan, jadi ada bagian tertentu saja yang ditampilkan ke publik dengan penyesuaian pula.

“Maka tarian badewa dapat menjadi jendela untuk memasuki ritual badewa sebagai pengobatan atau sebagai kajian ilmiah, PR bagi pelaksana atau pembuat tari, jika badewa adalah ritual milik publik, maka tarian badewa yang terinspirasi dari ritual badewa mesti diperkuat dengan mendaftarkan sebagai HAKI dikemnkumham,” harapnya.

Penari-penari yang tampil tersebut merupakan kegiatan workshop tari Badewa yang diselenggarakan Sanggar Seni Sinar Pusaka disupport oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Teknologi serta inisiasi H Muhammad Noor, Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Gerindra.

Workshop Tari Badewa merupakan salah satu dari tiga rangkaian kegiatan Seminar Badewa yang bertajuk “The Art of Healing”
(21/10/2021) dan akan digelar secara langsung Badewa in Perfomance di gedung Balairung Sari Taman Budaya, Sabtu malam (23/10/2021) mendatang.

Penulis : iman satria

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment