Pelaihari,BARITO – Tidak layaknya desa-desa lain di Kabupaten Tanah Laut, pada Dusun Riam Pinang Desa Tanjung Kecamatan Bajuin, dengan jarak tempuh kurang lebih 30 km dari ibukota kabupaten, pada dusun tersebut belum tersentuh pelayanan kemudahan jaringan telpon seluler. Telebih dalam masa pendemi covid 19 ini, seperti siswa sekolah harus mengedepankan belajar atau mengerjakan tugas dari sekolah via ponsel secara online.
Ahmad Zailani, pelajar kelas 8 UPTD SMP Negeri 1 Bajuin belum lama tadi saat disambangi bersama teman-temannya jika harus mengerjakan soal-soal dari guru lewat ponsel. Pengecekan ponsel sendiri bagi pelajar ini biasanya pada pagi hari pada lokasi titik sinyal, dan untuk mengerjakannya pada siang hari atau sore. Para siswa ini harus menaiki kaki bukit walau tidak jauh dari rumahnya, dengan harapan bisa mendapatkan sinyal ponselnya. Pada lokasi yang dinilai mendapat sinyal ponsel itu pun dibangun pondok oleh warga, sehingga bukan hanya untuk Zailani bersama teman sekolahnya, namun juga dibutuhkan warga setempat untuk bisa berkomunikasi dengan keluarga.
Menuju lokasi titik sinyal itupun penuh resiko, jika habis disiram hujan, maka jalan tanjakan yang ditumbuhi rerumputan jadi licin dengan kemiringan hampir 45 derajat, terlebih jika cuaca tidak bersahabat otomatis mereka pun tidak bisa menuju lokasi pondok titik sinyal ponsel untuk mengerjakan tugas sekolah. Lokasi titik sinyal ponsel itu sendiri tepatnya berada dalam kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Adam milik Pemerintah Provinsi Kalsel.
Zailani mewakili suara teman-temannya bahkan meminta Presiden RI Joko Widodo agar bisa secepatnya mengatasi krisis sinyal ponsel, demi untuk tetap terus bisa belajar dan mengerjakan tugas-tugas dari sekolahnya.
“Kami selalu datang kelokasi kaki bukit ini untuk menemukan sinyal ponsel, karena tugas dari sekolah setiap hari ada dalam masa pandemic covid 19 ini. Berharap kepada pak presiden bisa mengatasi krisis sinyal ponsel ditempat kami,”ucapnya.
Harapan Zailani juga menjadi harapan warga agar krisis sinyal ponsel bisa diatasi, agar juga bisa merasakan mudah berkomunikasi layaknya pada desa-desa lain, sementara pada Dusun Riam Pinang sendiri terdapat kurang lebih 4.000 kepala keluarga.
Sebagian warga juga terpaksa harus menggunakan antena luar khusus untuk mendapatkan sinyal ponsel, namun itu pun diakui kadang kurang normal.
Penulis: Basuki