Ziarah ke Makam dan Masjid Sultan Suriansyah, Irjen Nico Afinta Tekankan Pentingnya Sejarah dan Nilai Moral

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – SETELAH melakukan kunjungan silaturahmi ke tokoh agama dan masyarakat, ulama serta organisasi. Keagamaan sebagai orang nomor satu di Kepolisian Daerah (Polda) Kalsel tentu  seyogyanya juga  Irjen Pol Nico Afinta mengenal sejarah Kerajaan Banjar dan Raja Pertama Sultan Suriansyah Berangkat dari itu, mengajak Danrem 101 Antasari Brigjen TNI Firmansyah,yang sama sama baru menjabat, Kapolda Kalsel melakukan ziarah ke Makam Sultan Suriansyah,  di Jalan Kuin Utara Kelurahan Kuin Utara Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin, Jumat (19 /06/2020) pukul 11.00 Wita.

Sebelum melakukan ziarah, rombongan  Kapolda Kalsel yang didampingi Kabid Humas Kombes Pol Mochamad Rifai dan Dir Samapta Polda Kalsel mengunjugi Masjid Sultan Suriansyah yang tak jauh dari komplek makam.

(Foto : Humas Polda Kalsel )

Kedatangan rombongan Kapolda Kalsel disambut  pengurus Makam Sultan Suriansyah, H. Achmad Yamani dan Pengurus Mesjid Sultan Suriansyah, Andi Dalam kesempatan kunjungan ke Masjid Sultan, Kapolda Kalsel menyerahkan bingkisan  Al – Quran yang diterima  Pengurus Mesjid Sultan Suriansyah, Andi.

Kapolda Kalsel Irjen Nico Afinta mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengenal sejarah Raja Banjar Pertama yaitu Sultan Suriansyah yang memeluk agama Islam” Serta memberikan pembelajaran kita tentang nilai – nilai moral yang beliau ajarkan” ujar perwira tinggi Polri bintang dua ini yang sebelumnya menjabat Sahli Kapolri .

Dikutip Wikipedia secara singkat pada abad ke-16 muncul Kerajaan Banjarmasih dengan raja pertama Raden Samudera, seorang pelarian yang terancam keselamatannya oleh pamannya Pangeran Tumenggung yang menjadi raja Kerajaan Negara Daha sebuah kerajaan Hindu di pedalamam (Hulu Sungai).

Kebencian Pangeran Tumenggung terjadi ketika Maharaja Sukarama masih hidup berwasiat agar cucunya Raden Samudera yang kelak menggantikannya sebagai raja.   Raden Samudera melarikan diri ke arah hilir sungai Barito yang kala itu terdapat beberapa kampung di antaranya kampung Banjarmasih.

Patih Masih dan para patih (kepala kampung) sepakat menjemput Raden Samudera yang bersembunyi di kampung Belandean dan setelah berhasil merebut Bandar Muara Bahan di daerah Bakumpai, yaitu bandar perdagangan negara Daha dan memindahkan pusat perdagangan ke Banjarmasih beserta para penduduk dan pedagang, kemudian menobatkan Raden Samudera menjadi raja dengan gelar Pangeran Samudera.

Singkat cerita menghadapi Kerajaan Daha yang lebih kuat, Pangeran Samudra meminta bantuan militer dari Kesultanan Demak yang hanya diberikan kalau raja dan penduduk memeluk Islam. Setelah terjadi peperangan Pangeran Tumenggung akhirnya bersedia menyerahkan kekuasaan kepada Pangeran Samudera.

Pada masa pemerintahan  Sultan Suriansyah (1526-1550) dibangun Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin  sebuah masjid bersejarah di Kota Banjarmasin yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan.

Penulis : Mercurius

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar